Popular Posts

Tuesday 21 April 2015

Kangaro Bilingual Class

Tiga tahun bukan lah waktu yang lama, tapi rasanya seperti mengarungi samudera yang luas untuk menelusuri  semua  pengalaman dan ilmu yang beliau berikan di sepanjang waktu itu.

Tiga tahun lalu,
 Saya sedang menghafal beberapa ayat al-qur’an saat pelajaran Alqur’an Hadis siang itu, hingga wali kelas saya memanggil saya - Saat itu saya masih canggung dengan sosoknya yang terkadang sok sibuk - , 
pertemuan itu singkat, tapi saya menangis cukup lama. Beliau berkata orang tua saya memutuskan untuk mengundurkan saya dari kelas bilingual yang baru digagas di sekolah saya waktu itu, MtsN 3 jakarta.
 Tubuh yang berada didepan mata saya waktu itu terlihat tegar, mukanya seolah memberi motivasi dan semangat perjuangan untuk air mata saya yang mengalir saat itu di balkon kelas kami yang tak terlupakan.  Saya meraih telfon genggamnya dan langsung berisak kepada ayah saya di seberang telfon, entah kata yang mana yang berhasil membuat ayah saya mengatakan “ Ya kamu tetap di KBC.” waktu itu. Saya berjanji ayah saya tidak akan menyesal.
Hal yang pertama beliau lakukan saat pertemuan kami adalah hal yang menakjubkan. Sempat terfikir mungkin akan ada sejenis tes TOEFL atau semacanya, tapi yang terjadi benar-benar diluar perkiraan saya. Seuasai memberi motivasi dan pengarahan, beliau menyuruh kami semua untuk berdiri dan berjanji, ya! Berjanji untuk tidak berpacaran hingga kami sukses.
Kangaro Bilingual Class terdiri hanya dari 24 murid.  Kelas kami terletak di ujung koridor lantai dua.  Ruangan itu dilengkapi dengan teras depan dimana  terdapat meja beliau di pojoknya, manager kami. Beliau selalu mengingatkan kami untuk menjaga kebersihan kelas kami. Kami juga  memiliki sebuah jurnal harian yang harus kami isi, jurnal itu berkaitan dengan praying schedule, reciting holy qur’an, saving money, study, back home, and everything. Jurnal itu kami sebut manual, bukti kepeduliannya yang melebihi apapun, ya!  seperti induk ayam yang rela mengerami telur induk lain, entahlah, bahkan lebih dari itu. Beliau selalu mengisi hari-hari kami dengan segala macam cerita, pengalaman, motivasi seolah tak lelah membimbing kami untuk menjadi generasi yang cendekia. Peluh keringatnya tak pernah  beliau hiraukan demi kami, segalanya beliau berikan tanpa ada yang tersisa. Kami begitu dekat satu sama lain, manager kami seperti sahabat kami. Bahkan mungkin  waktu yang kami luangkan justru lebih banyak bersama beliau dibanding orang tua kandung kami sendiri . Selama berada di Kangaro Bilingual Class, Segala program kami ikuti dengan gembira, manager kami memberikan segala yang kami butuhkan untuk masa depan kami, mulai dari tahfizul qur’an oleh Ust. Ferdi, arabic program oleh Ust. Andi, sedangkan  english program, diskusi seputar politik internal dan eksternal, hafalan idioms  dan lainnya kami lakukan bersama manager  kami sendiri.  Saya masih sangat merekam semua hal yang terjadi di ruangan kelas itu, semua program, semua pertemuan yang tidak bisa saya sebutkan semua di sini, mulai dari stay night program, fieldtrip, nyate bareng, buka puasa bersama, dan banyak hal lainnya. Sebuah persahabatan, dan rasa kekeluargaan kami yang begitu dalam. Saya sangat merindukan bagaimana hari – hari menimba ilmu di kelas itu terjadi dengan tanpa beban dan penuh rasa kasih sayang. Saya sangat merindukan semua cerita pengalaman yang dikeluarkan dari manager hebat saya di kelas itu, saya merindukan semuanya.

Semua tentang Kangaro Bilingual Class tidak akan bubar hanya karena peraturan RSBI dihapuskan, Program kelas itu ada di dalam hati kami, dan seluruh  kerja keras manager kami dan rekan-rekannya  tak akan pernah kami lupakan. Mungkin saat ini manager kami telah jauh dari kami, tapi semangat motivasinya masih melekat di dalam diri kami, tak akan lekang oleh waktu. Kami percaya, Manager kami akan terus berjuang  sekalipun menerjang badai untuk mewujudkan cita-cita luhurnya untuk membentuk generasi cendekia di tempat berbeda, di tempat dimana kreatifitasnya akan terus dikembangkan dan dilaksanakan.
 Doa kami tak akan pernah berhenti.  Tetap semangat karena kami adalah bukti perjuangan kokohmu yang sangat bangga terhadap mu, Innallahama’ana.
Saya tidak akan pernah bisa berada di sini tanpa beliau.
Terimakasih yang tak terhingga untuk Manager, Sahabat, Ayah kami tercinta, Our Inspirational, Mr. Yadhien Hassan Kbc .
Jum’at, 30 Oktober 2014
Perpustakaan MAN. Insan Cendekia Serpong

 really wanna be there, now.
oh should i go?




No comments:

Post a Comment