Popular Posts

Thursday, 23 October 2014

folklore yang akan saya bahas kali ini adalah Mitologi. 
Bismillahirrahmanirrahim


 Mitologi Indonesia
Mitologi Indonesia biasanya dipenuhi oleh nilai-nilai dan petuah kehidupan. Sebagai mitologi, sangatlah umum kalau diceritakan dari mulut ke mulut. Mengenai proses penyampaiannya, sudah pasti akan ada beberapa versi dari satu mitologi. Umumnya mitologi Indonesia memuat kisah keadaan awal dunia, kisah dewa-dewi dan makhluk supranatural, dan kisah asal mula sesuatu.
Mitologi Jawa:
analysis by       : Upik Ayu Fadilah Sary
Kejawen adalah faham orang jawa atau aliran kepercayaan yang muncul dari masuknya berbagai macam agama ke jawa. Kejawen mengakui adanya Tuhan Gusti Allah tetapi juga mengakui mistik yang berkebang dari ajaran tasawuf agama-agama yang ada.
Tindakan tersebut dibagi tiga bagian yaitu tindakan simbolis dalam religi, tindakan simbolis dalam tradisi dan tindakan simbolis dalam seni. Tindakan simbolis dalam religi, adalah contoh kebiasaan orang Jawa yang percaya bahwa Tuhan adalah zat yang tidak mampu dijangkau oleh pikiran manusia, karenanya harus di simbolkan agar dapat di akui keberadaannya misalnya dengan menyebut Tuhan dengan Gusti Ingkang Murbheng Dumadi, Gusti Ingkang Maha Kuaos, dan sebagainya. Tindakan simbolis dalam tradisi dimisalkan dengan adanya tradisi upacara kematian yaitu medoakan orang yang meninggal pada tiga hari, tujuh hari, empatpuluh hari, seratus hari, satu tahun, dua tahun ,tiga tahun, dan seribu harinya setelah seseorang meninggal ( tahlhilan ). Dan tindakan simbolis dalam seni dicontohkan dengan berbagai macam warna yang terlukis pada wajah wayang kulit; warna ini menggambarkan karakter dari masing-masing tokoh dalam wayang.
Perkembangan budaya jawa yang mulai tergilas oleh perkembangan teknologi yang mempengaruhi pola pikir dan tindakan orang jawa dalam kehidupan. Maka orang mulai berfikir bagaimana bisa membuktikan hal gaib secara empiris tersebut dengan menggunakan berbagai macam metode tanpa mengindahkan unsur kesakralan. Bahkan terkadang kepercayaan itu kehilangan unsur kesakralannya karena dijadikan sebagai obyek exploitasi dan penelitian.
Kebiasaan orang Jawa yang percaya bahwa segala sesuatu adalah simbol dari hakikat kehidupan, seperti syarat sebuah rumah harus memiliki empat buah soko guru (tiang penyangga) yang melambangkan empat unsur alam yaitu tanah, air, api, dan udara, yang ke empatnya dipercaya akan memperkuat rumah baik secara fisik dan mental penghuni rumah tersebut. Namun dengan adanya teknologi konstruksi yang semakin maju, keberadaan soko guru itu tidak lagi menjadi syarat pembangunan rumah.
Dengan analisa tersebut dapat diperkirakan bagaimana nantinya faham simbolisme akan bergeser dari budaya jawa. Tapi bahwa simbolisme tidak akan terpengaruh oleh kehidupan manusia tapi kehidupan manusialah yang tergantung pada simbolisme. Dan sampai kapanpun simbolisme akan terus berkembang mengikuti berputarnya sangkakala.
Saya  akan membahas beberapa mitos di Jawa  yang tidak terlalu mengkhayal seperti kisah kisah hantu  saya akan menganalisis mitos mengenai pendirian rumah di Jawa Timur dan berbagai perhitungan jawa kuno . Beginilah laporannya:
MITOS RUMAH DALAM MASYARAKAT JAWA JAWA TIMUR
Standar
MITOS RUMAH DALAM MASYARAKAT JAWA JAWA TIMUR
Rumah merupakan kebutuhan primer manusia untuk berlindung, tetapi dalam kepercayaan masyarakat jawa timur ada beberapa aturan yang menjadi pertimbangan dalam membangun rumah, misalnya dalam menentukan arah menghadap rumah, bahan bangunan dan pekarangan rumah.
Menentukan arah menghadap rumah
Penentuan arah menghadap rumah, bagi masyarakat Jawa, merupakan hal yang sangat penting dalam membangun suatu rumah sebagai tempat tinggal. Secara garis besar, arah menghadap rumah yaitu menghadap ke utara, timur, selatan, dan arah barat. Seperti halnya bangsa Cina, orang Jawa percaya bahwa arah menghadap rumah memiliki pengaruh atau dapat membawa keberuntungan maupun kesialan dalam hidupnya. Begitupun akan berpengaruh pada keluarganya.
Pada jaman dahulu dalam masyarakat Jawa hampir tidak dijumpai rumah menghadap ke barat dan demikian pula halnya yang menghadap ke arah timur. Rumah orang biasa (masyarakat umum, bukan bangsawan, red) pada umumnya menghadap ke arah utara atau ke selatan. Sedangkan arah menghadap ke timur khusus dipergunakan untuk keraton.
Setiap arah mata angin dipercayai ditunggu oleh dewa, dan oleh karena itu ada makna simbolis tertentu untuk penentuan arah menghadap rumah yang berdasarkan pada empat mata angin. Keempat arah mata angin yang dijaga oleh dewa tersebut adalah;
(1) Timur ditunggui oleh Maha Dewa,
(2) Barat ditunggui oleh Batara Yamadipati,
(3) Utara ditunggui oleh Batara Wisnu, dan
(4) Selatan ditunggui Batara Brahma
Dalam mitologi Jawa, Batara Yamadipati adalah dewa kematian. Sehingga bagi orang yang mempercayai, arah menghadap ke barat harus dihindari karena secara simbolik berarti sama dengan mengharap kematian.
Adapun cara menentukan arah menghadap rumah adalah dengan menjumlah neptu (hitungan) hari kelahiran dan pasaran orang yang akan membangun rumah. Ketentuannya adalah sebagai berikut :
Neptu hari: Ahad = 5, Senin = 4, Selasa = 3, Rabu = 7. Kamis = 8, Jum’at = 6, Sabtu = 9.
Neptu pasaran:
Kliwon = 8, Legi = 5, Pahing = 9, Pon = 7, wage = 4. Misalnya Anda lahir pada ahad pahing, maka jumlah neptu menjadi (ahad = 5) + (pahing = 9) = 14.
(1) Jika jumlah neptunya 7, 8, 13, 18, arah rumah menghadap ke arah utara atau ke timur,
(2) Jika jumlah neptunya 9, 14 arah rumah harus menghadap ke selatan atau ke timur,
(3) Jika neptunya 10 arah rumah harus menghadap ke selatan atau barat,
(4) Jika jumlah neptunya 11, 15, 16 arah rumah harus menghadap ke barat, dan
(5) Jika jumlah neptunya 12, 17 arah rumah harus menghadap ke utara atau ke barat.
Akhirnya saya bisa ngitung, saya lahir 25 desember 1999 dalam kalender jawa berarti hari sabtu wage, maka sabtu=9 ditambah dengan wage=4
 (9+4)=13
jumlah neptu kelahiran saya sama dengan 13, berdasarkan mitos ini saya cocok memiliki rumah menghadap utara atau timur.
Rumah Dan Tanah Pekarangan
Masyarakat Jawa Timur percaya bahwa rumah yang bahannya dari kayu jati dan pohon kelapa, rumah yang bangunannya setengah tembok dan setengah kayu, rumah yang pekarangan belakangnya sempit, dan memindah patok pembatas tanah merupakan pantangan yang harus dihindari dalam membangun rumah. Jika pantangan itu dilanggar, bahayanya seperti disebutkan dibawah ini :
1.      Yen nduwe omah pekarangan mburi ora oleh ciut, mengko sandhang pangane sing nduwe omah sethithik.( jika mempunyai rumah, pekarangan belakang tidak boleh sempit, nanti rejeki yang punya rumah sedikit )
2.      Yen gawe omah kayu jati ora kena dicampur karo glugu, sing nduwe omah marahi ora temen. ( jika membangun rumah kayu jati tidak boleh dicampur glugu/pohon kelapa, nanti yang punya rumah jadi tidak jujur )
3.      Yen gawe omah kayu jati ora kena dicampur glugu, mengko sing nduwe omah marahi ora tentrem. ( jika membangun rumah kayu jati tidak boleh dicampur kayu kelapa, nanti hidupnya pemilik rumah bisa tidak tentram )
4.      Ora oleh ngingu manuk penthet, marahi ngobong omah. ( tidak boleh memelihara burung Cendhet, karena bisa menyebabkan rumah kebakaran )
5.      Aja sok ngelih pathok ukuran lemah, mengko yen mati kuburane mungkret banjur dikubur mungker. ( jangan memindah pathok / tanda pembatas tanah, nanti kalau meninggal liang kuburnya bisa berkerut / menyempit sehingga mayatnya dikubur melingkar ).

Nah seperti yang saya bilang di awal bahwa mitos disampaikan secara umum melalui mulut ke mulut, sehingga kita sedikit di pusingkan dengan berbagai versinya. Menurut guru saya yang sepertinya tahu segalanya namanya Pak Ipik Ernak, beliau berkata bahwa mitos akan berkembang seiring waktu dan diprediksi oleh para ilmuwan mitologi dalam 20 tahun kedepan, mitos-mitosindonesia tak dipungkiri dapat saja menghilang. Kelestarian yang dimaksud adalah bukan dalam hal memercayai, tetati mengetahui dan menghargtai serta apresiasiai terhadap mitologi masyarakat kita terdahulu.  Nah untuk versi lain dari mitos ini, akan saya cantumkan

Menurut mitos tradisi Jawa, terdapat 4 bulan yang baik untuk mendirikan/pindah rumah, yaitu:
1.     Bulan Bakdamulud. Dipercaya jika mendirikan rumah pada bulan ini maka keluarga yang bersangkutan akan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, mempunyai emas dan uang yang berlimpah, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2.    Bulan Ruwah. Dipercaya jika mendirikan rumah pada bulan ini maka rejeki akan melimpah dan halal, disegani, dihormati, dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3.   Bulan Dulkangidah. Dipercaya jika mendirikan rumah pada bulan ini maka akan dicintai anak istri, para orang tua, dan saudara. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai, dan mendapatkan doa dari Rasul.
4.   Bulan Besar. Dipercaya jika mendirikan rumah pada bulan ini maka akan banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di area tempat tinggalnya akan merasakan ketentraman lahir batin, serta dihormati.
Untuk menentukan hari mendirikan/pindah rumah, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Hitung jumlah neptu pasangan suami istri
Misal:
Suami lahir 5 Juni 1982, neptunya 18
Istri lahir 12 Agustus 1981, neptunya 15
Jumlah neptu suami + istri = 33
2. Hitung jumlah Pancasuda
Caranya jumlahkan neptu suami + istri + hari pindah/mendirikan rumah, hasilnya dibagi 5. Untuk hari pindah, terdapat 12 neptu yang dihasilkan dari hari pasaran (dari Selasa Wage sampai Sabtu Pahing), sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut:
7 + 33 = 40 dibagi 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5)
8 + 33 = 41 dibagi 5 sisa 
1
9 + 33 = 42 dibagi 5 sisa 
2
10 + 33 = 43 dibagi 5 sisa 
3
11 + 33 = 44 dibagi 5 sisa 
4
12 + 33 = 45 dibagi 5 sisa 
5
13 + 33 = 46 dibagi 5 sisa
 1
14 + 33 = 47 dibagi 5 sisa 
2
15 + 33 = 48 dibagi 5 sisa 
3
16 + 33 = 49 dibagi 5 sisa 
4
17 + 33 = 50 dibagi 5 sisa 
5
18 + 33 = 51 dibagi 5 sisa
 1
Berikutnya tentukan Pancasuda-nya. Bila selisihnya:
1 artinya Sri = rejeki melimpah
2 artinya Lungguh = mendapat derajat
3 artinya Gedhong = kaya harta benda
4 artinya Lara = sakit-sakitan
5 artinya Pati = mati (dalam arti luas)
Dari perhitungan di atas diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami istri yang neptunya berjumlah 33 adalah
Terbaik 1:
a. hari pasaran berjumlah 8 (Senin Wage, Selasa Legi)
b. hari pasaran berjumlah 13 (Minggu Kliwon, Senin Pahing, Kamis Legi, dan Jumat Pon)
c. hari pasaran berjumlah 18 (Sabtu Pahing)
Terbaik 2:
a. hari pasaran berjumlah 9 (Minggu Wage dan Senin Legi)
b. hari pasaran berjumlah 14 (Minggu Pahing, Rabu Pon, Jumat Kliwon, dan Sabtu Legi)
Terbaik 3:
a. hari pasaran berjumlah 10 (Minggu Legi, Selasa Pon, dan Jumat Wage)
b. hari pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon, dan Jumat Pahing)
3. Pilih salah satu dari 19 hari baik yang berada dalam bulan Bakdamulud, Ruwah, Dulkangidah, dan Besar.
Dari hasil di atas misal dipilih hari Minggu Kliwon, maka pada tahun 2011, tanggal yang sesuai adalah tanggal 13 Maret, 31 Juli, 9 Oktober, dan 13 November.



Perhitungan di atas adalah salah satu warisan dari budaya Jawa yang patut kita lestarikan keberadaannya. Kita memang tidak diwajibkan untuk mempercayainya namun hendaknya budaya ini tetap kita jaga. Terlepas dari hasil-hasil perhitungannya, semua hari adalah baik jika kita mempunyai niat untuk melakukan hal yang baik.

Lebih percaya pada mitos ataupun fakta, itu adalah pilihan anda. Namun ada baiknya sebelum mendirikan bangunan, anda membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu.


Masyarakat Jawa Timur mempunyai banyak mitos / kepercayaan. Mitos tentang rumah dan pekarangan rumah hanya sebagian kecil dari sekian banyak mitos yang berkembang dalam masyarakat Jawa Timur dan untuk benar atau tidaknya mitos tersebut dikembalikan kepada pribadi masing-masing karena seiring perkembangan jaman, mitos – mitos tersebut sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Nah, untuk melengkapi kajian saya mengeani mitologi jawa, kini saya juga akan mencantumkan beberapa kepercayaan perhitungan jawa yang samapi sekarang masih dipercayai oleh masyarakat Jawa, diantaranya            :
Neptu Hari
Minggu Pon    : 12
Senin Pon        : 11
Selasa Pon       : 10
Rabu Pon        : 14
Kamis Pon       : 15
Jum’at Pon      : 13
Sabtu Pon        : 16
Minggu Kliwon           : 13
Senin Kliwon  : 12
Selasa Kliwon : 11
Rabu Kliwon   : 15
Kamis Kliwon : 16
Jum’at Kliwon            : 14
Sabtu Kliwon  : 17
Minggu Pahing            : 14
Senin Pahing   : 13
Selasa Pahing  : 12
Rabu Pahing    : 16
Kamis Pahing  : 17
Jum’at Pahing : 15
Sabtu   Pahing : 18
Minggu Wage : 9
Senin Wage     : 8
Selasa Wage    : 7
Kamis Wage    : 12
Jum’at Wage   : 10
Sabtu Wage     : 13
Minggu Legi   : 10
Senin Legi       : 9
Selasa Legi      : 8
Rabu Legi       : 12
Kamis Legi      : 13
Jum’at Legi     : 11
Sabtu Legi       : 14
Pembuatan Nama
Neptu hari :
Mingggu          : 5
Senin   : 4
Selasa  : 3
Rabu    : 7
Kamis  : 8
Jum’at : 6
Sabtu   : 9
Neptu Huruf sbb : Ha 1, Na 2, Ca 3, Ra 4, Ka 5, Da 6, Ta 7, Sa 8, Wa 9, La 10, Pa 11, Dha 12, Ja 13, Ya 14, Nya 15, Ma 16, Ga 17, Ba 18, Tha 19, Nga 20
Neptu Pasaran : Pon 7, Wage 4, Kliwon 8, legi 5, Pahing 9
Jumlahkan Neptu Weton ( hari dan pasaran ) dengan Neptu Huruf nama. Dari penjumlahan dikurangi lima-lima.
Contoh :
1.         Kelahiran Jum,at Legi
2.         Nama Sutoyo = S 8, T 7, Y 14 = 29
Penjumlahan 11+29 = 40 dikurangi lima-lima habis
Arti Sebuah Nama
1.         Sri        : Artinya selamat dan banyak rejekinya
2.         Lungguh          : Berkedudukan baik dan berpangkat
3.         Gedhong         : Kelak dapat berhasil dan kaya
4.         Lara     : Selalu menderita dan sakit-sakitan
5.         Pati      : Kelak akan menderita, tidak berumur panjang

Perjodohan
Neptu huruf :
Ha       = 6       Na       = 3       Ca        = 3       Ra        = 3       Ka       = 3
Da       = 5       Ta        = 3       Sa        = 3       Wa       = 6       La        = 5
Pa        = 1       Dha     = 4       Ja         = 3       Ya       = 8       Nya     = 3
Ma       = 5       Ga       = 1       Ba        =2        Tha      = 4       Nga     = 2
Caranya dengan menjumlahkan nama calon pengantin pria dan wanita ambil huruf hidupnya saja
Contoh :
Waluyo            : W      =6        L          = 5       Y         =8        = 19
Prihatini           : P        = 1       H         = 6       T          =3        N         =3        = 13
19 + 13 = 32 dikurangi tujuh – tujuh ( 4 )
Hitungan Sisa sbb :
1.         Tunggak Tan Semi      : Sengsara selama menjadi pasangan
2.         Pisang Pinugel : Cerai
3.         Lumbung Gumulang   : Melarat seumur hidup, boros
4.         Sanggar Waringin       : Menjadi pengoyom dan kaya
5.         Pedaringan Kebak       : Selalu dalam kecukupan, dan menjadi pelindung
6.         Satria Lelaku   : Harus berdagang dan bisa terhormat
7.         Pandhita Mukti           : Bahagia, tentram selamanya
Hitungan lain sbb :
1.         Pisang Pinunggel         : Mati, artinya bila punya anak lelaki, ayahnya yang meninggal, bila punya anak wanita maka ibunya yang akan meninggal lebih dulu.
2.         Sanggar Waringin       : Mendapat keteduhan ( tentram dan bahagia )
3.         Gedhong Rembulan    : Cepat Kaya, tetapi sering tertipu
4.         Bale Kedhawang        : Menakutkan ,selalu gelisah
5.         Liman Plasungan         : Gajah sering lepas, bila punya anak sesudah besar akan meninggal
6.         Warak Pangrungruman           : Pandai mencari simpati, gampang cari rejeki, tetapi tidak pandai menyimpannya
7.         Garangan Macan         : Pandai cari uang tapi sering tertipu
Menghitung Hari
Cth : 12 April 1974
1.         Tahun diambil dua angka belakang    74
2.         Tahun 74 : 4    18
3.         Angka Bulan   4
4.         Tanggal           12        +
Jumlah 108
6-
Sisa      102 : 7 =4
( Jum’at)
Menghitung Pasaran

1.         Tahun  74 : 4 = 18
2.         Angka bulan    = 4
3.         Tanggal           = 12+
Jumlah = 34
2-
Sisa      32 : 5 =2 ( legi )
Hari Pernikahan
Hitungan Neptu hari dan pasaran, ketika acara berlangsung dan dikurangi tujuh-tujuh, jumlahnya adalah jawaban keadaan pengantin dikemudian hari. Bila sisanya sbb :
1.         Wasesa Segara : Luas pandangan hidupnya, sangat berwibawa
2.         Tunggak semi  : Banyak anak tetapi sering sakit-sakitan
3.         Satria Wibawa : Selalu mendapat keberuntungan dan dapat kaya
4.         Sumur Sinaba  : Selalu menjadi pengayoman, menolong orang
5.         Satria Wirang  : Selalu sengsara, melarat
6.         Bumi Kapetak : Selalu tersisih, tetapi dapat simpan harta
7.         Lebu Katiup Angin : Selalu kekurangan, selalu pindahrumah, dan sering pindah kerjaan dan kehidupannya tidak menentu
Hitungan lainnya :
Jumlahkan Neptu hari dan pasaran kedua calon pengantin dan kurangi empat-empat, kalau sisanya ssb :
1.         Gentho            : Sulit mendapatkan anak
2.         Gembili           : Banyak anaknya
3.         Sri        : Banyak rejekinya
4.         Punggel           : Salah satu mati muda
Mendirikan Rumah
Jumlah Neptu hari dan pasaran ketika akan mendirikan rumah/membangun rumah, dari jumlah itu dikurangi lima-lima, bila sisanya :
1.         Kerta   : Mendapat kejayaan
2.         Yasa    : Mendapat Kejayaan
3.         Candi  : Mendapat keberuntungan
4.         Rogoh : Sering kemasukan pencuri
5.         Sempoyong : Sering pindah rumah
Pindah Rumah
Jumlahkan Neptu hari dan pasaran pada hari saat mau pindah rumah, jumlahnya dikurangi enam-enam, bila sisanya sbb:
1.         Pitutur : Banyak kesulitan
2.         Demang Kandhuruwan           : Sering menderita sakit
3.         Satria Pinayungan       : Banyak yang memuji dan terhormat
4.         Mantri Sinaroja           : Disenangi tetangga dan orang banyak
5.         Macan Ketawan          : Sering bertengkar dan digugat
6.         Nuju Pati         : Serig menderita dan selalu sedih
Neptu dan hari pasaran yang dipakai bb :
Jum’at 1, Sabtu 2, Ahad 3, Senin 4, Selasa 5, Rabu 6, Kamis 7.
Kliwon 1, Legi 2, Paing 3, Pon 4, Wage 5
Hitungan lain :
Jumlah Neptu hari dan pasaran dikurangi empat-empat, bila sisa sbb :
1.         Kerta, dihormati oleh tetangga
2.         Yasa, Tentram dan tenang hidupnya
3.         Rogoh, Sering didatangi pencuri
4.         Sempoyong, Sering pindah rumah
Bila jumlah Neptunya sbb :
Jumlah Neptu Weton  Menghadap ke
7                                    Utara atau Timur
8                                    Utara atau Timur
9                                    Selatan          atau     Timur
10                               Selatan atau     Barat
11                                Barat
12                               Utara    atau     Barat
13                               Utara    atau     Timur
14                                Selatan            atau     Timur
15                               Barat
16                               Barat
17                              Utara     atau     Barat
18                              Utara     atau     Timur

 sekian sajian analysis mengenai salah satu mitologi di Indonesia, seperti ydasarang saya bilang diatas percaya atau tidak, berdasarkan pengalaman guru sejarah yang saya sempat sebutkan diatas, ternyata memang ada "orang" jawa yang bisa memahami dan benar-benara menanamkan mitos tersebut sebgaiaman kepercayaan. 

No comments:

Post a Comment