folklore yang akan saya bahas kali ini adalah Mitologi.
Bismillahirrahmanirrahim
Mitologi Indonesia
biasanya dipenuhi oleh nilai-nilai dan petuah kehidupan. Sebagai mitologi,
sangatlah umum kalau diceritakan dari mulut ke mulut. Mengenai proses
penyampaiannya, sudah pasti akan ada beberapa versi dari satu mitologi. Umumnya
mitologi Indonesia memuat kisah keadaan awal dunia, kisah dewa-dewi dan makhluk
supranatural, dan kisah asal mula sesuatu.
Mitologi Jawa:
analysis by : Upik Ayu Fadilah Sary
Kejawen adalah faham orang
jawa atau aliran kepercayaan yang muncul dari masuknya berbagai macam agama ke
jawa. Kejawen mengakui adanya Tuhan Gusti Allah tetapi juga mengakui mistik
yang berkebang dari ajaran tasawuf agama-agama yang ada.
Tindakan tersebut dibagi
tiga bagian yaitu tindakan simbolis dalam religi, tindakan simbolis dalam tradisi
dan tindakan simbolis dalam seni. Tindakan simbolis dalam religi, adalah contoh
kebiasaan orang Jawa yang percaya bahwa Tuhan adalah zat yang tidak mampu
dijangkau oleh pikiran manusia, karenanya harus di simbolkan agar dapat di akui
keberadaannya misalnya dengan menyebut Tuhan dengan Gusti Ingkang Murbheng
Dumadi, Gusti Ingkang Maha Kuaos, dan sebagainya. Tindakan simbolis dalam
tradisi dimisalkan dengan adanya tradisi upacara kematian yaitu medoakan orang
yang meninggal pada tiga hari, tujuh hari, empatpuluh hari, seratus hari, satu
tahun, dua tahun ,tiga tahun, dan seribu harinya setelah seseorang meninggal (
tahlhilan ). Dan tindakan simbolis dalam seni dicontohkan dengan berbagai macam
warna yang terlukis pada wajah wayang kulit; warna ini menggambarkan karakter
dari masing-masing tokoh dalam wayang.
Perkembangan budaya jawa yang mulai tergilas oleh
perkembangan teknologi yang mempengaruhi pola pikir dan tindakan orang jawa
dalam kehidupan. Maka orang mulai berfikir bagaimana bisa membuktikan hal gaib
secara empiris tersebut dengan menggunakan berbagai macam metode tanpa
mengindahkan unsur kesakralan. Bahkan terkadang kepercayaan itu kehilangan
unsur kesakralannya karena dijadikan sebagai obyek exploitasi dan penelitian.
Kebiasaan orang Jawa yang percaya bahwa segala
sesuatu adalah simbol dari hakikat kehidupan, seperti syarat sebuah rumah harus
memiliki empat buah soko guru (tiang penyangga) yang melambangkan empat unsur
alam yaitu tanah, air, api, dan udara, yang ke empatnya dipercaya akan memperkuat
rumah baik secara fisik dan mental penghuni rumah tersebut. Namun
dengan adanya teknologi konstruksi yang semakin maju, keberadaan soko guru itu
tidak lagi menjadi syarat pembangunan rumah.
Dengan analisa tersebut
dapat diperkirakan bagaimana nantinya faham simbolisme akan bergeser dari
budaya jawa. Tapi bahwa simbolisme tidak akan terpengaruh oleh kehidupan
manusia tapi kehidupan manusialah yang tergantung pada simbolisme. Dan sampai
kapanpun simbolisme akan terus berkembang mengikuti berputarnya sangkakala.
Saya akan membahas
beberapa mitos di Jawa yang tidak
terlalu mengkhayal seperti kisah kisah hantu saya akan menganalisis mitos mengenai
pendirian rumah di Jawa Timur dan berbagai perhitungan jawa kuno . Beginilah laporannya:
MITOS RUMAH DALAM MASYARAKAT JAWA JAWA TIMUR
Standar
MITOS RUMAH DALAM MASYARAKAT JAWA JAWA TIMUR
Rumah merupakan kebutuhan primer manusia
untuk berlindung, tetapi dalam kepercayaan masyarakat jawa timur ada beberapa
aturan yang menjadi pertimbangan dalam membangun rumah, misalnya dalam
menentukan arah menghadap rumah, bahan bangunan dan pekarangan rumah.
Menentukan arah menghadap rumah
Penentuan arah menghadap rumah, bagi
masyarakat Jawa, merupakan hal yang sangat penting dalam membangun suatu rumah
sebagai tempat tinggal. Secara garis besar, arah menghadap rumah yaitu
menghadap ke utara, timur, selatan, dan arah barat. Seperti halnya bangsa Cina,
orang
Jawa percaya bahwa arah menghadap rumah memiliki pengaruh atau dapat membawa
keberuntungan maupun kesialan dalam hidupnya. Begitupun
akan berpengaruh pada keluarganya.
Pada jaman dahulu dalam masyarakat Jawa
hampir tidak dijumpai rumah menghadap ke barat dan demikian pula halnya yang
menghadap ke arah timur. Rumah orang biasa (masyarakat umum, bukan bangsawan,
red) pada umumnya menghadap ke arah utara atau ke selatan. Sedangkan arah
menghadap ke timur khusus dipergunakan untuk keraton.
Setiap arah mata angin dipercayai ditunggu oleh dewa, dan oleh karena itu
ada makna simbolis tertentu untuk penentuan arah menghadap rumah yang
berdasarkan pada empat mata angin. Keempat
arah mata angin yang dijaga oleh dewa tersebut adalah;
(1) Timur ditunggui oleh Maha Dewa,
(2) Barat ditunggui oleh Batara Yamadipati,
(3) Utara ditunggui oleh Batara Wisnu, dan
(4) Selatan ditunggui Batara Brahma
(1) Timur ditunggui oleh Maha Dewa,
(2) Barat ditunggui oleh Batara Yamadipati,
(3) Utara ditunggui oleh Batara Wisnu, dan
(4) Selatan ditunggui Batara Brahma
Dalam mitologi Jawa, Batara Yamadipati adalah dewa kematian.
Sehingga bagi orang yang mempercayai, arah menghadap ke barat harus dihindari
karena secara simbolik berarti sama dengan mengharap kematian.
Adapun cara menentukan arah menghadap rumah adalah dengan menjumlah neptu
(hitungan) hari kelahiran dan pasaran orang yang akan membangun rumah. Ketentuannya adalah sebagai berikut :
Neptu hari: Ahad = 5, Senin = 4, Selasa
= 3, Rabu = 7. Kamis = 8, Jum’at = 6, Sabtu = 9.
Neptu pasaran:
Kliwon = 8, Legi = 5, Pahing = 9, Pon = 7, wage = 4. Misalnya Anda lahir pada ahad pahing, maka jumlah neptu menjadi (ahad = 5) + (pahing = 9) = 14.
(1) Jika jumlah neptunya 7, 8, 13, 18, arah rumah menghadap ke arah utara atau ke timur,
(2) Jika jumlah neptunya 9, 14 arah rumah harus menghadap ke selatan atau ke timur,
(3) Jika neptunya 10 arah rumah harus menghadap ke selatan atau barat,
(4) Jika jumlah neptunya 11, 15, 16 arah rumah harus menghadap ke barat, dan
(5) Jika jumlah neptunya 12, 17 arah rumah harus menghadap ke utara atau ke barat.
Neptu pasaran:
Kliwon = 8, Legi = 5, Pahing = 9, Pon = 7, wage = 4. Misalnya Anda lahir pada ahad pahing, maka jumlah neptu menjadi (ahad = 5) + (pahing = 9) = 14.
(1) Jika jumlah neptunya 7, 8, 13, 18, arah rumah menghadap ke arah utara atau ke timur,
(2) Jika jumlah neptunya 9, 14 arah rumah harus menghadap ke selatan atau ke timur,
(3) Jika neptunya 10 arah rumah harus menghadap ke selatan atau barat,
(4) Jika jumlah neptunya 11, 15, 16 arah rumah harus menghadap ke barat, dan
(5) Jika jumlah neptunya 12, 17 arah rumah harus menghadap ke utara atau ke barat.
Akhirnya saya bisa ngitung, saya lahir
25 desember 1999 dalam kalender jawa berarti hari sabtu wage, maka sabtu=9
ditambah dengan wage=4
(9+4)=13
jumlah neptu kelahiran saya sama dengan
13, berdasarkan mitos ini saya cocok memiliki rumah menghadap utara atau timur.
Rumah Dan Tanah Pekarangan
Masyarakat Jawa Timur percaya bahwa
rumah yang bahannya dari kayu jati dan pohon kelapa, rumah yang bangunannya
setengah tembok dan setengah kayu, rumah yang pekarangan belakangnya sempit,
dan memindah patok pembatas tanah merupakan pantangan yang harus dihindari
dalam membangun rumah. Jika pantangan itu dilanggar, bahayanya seperti
disebutkan dibawah ini :
1.
Yen nduwe omah pekarangan mburi ora oleh
ciut, mengko sandhang pangane sing nduwe omah sethithik.( jika mempunyai rumah,
pekarangan belakang tidak boleh sempit, nanti rejeki yang punya rumah sedikit )
2.
Yen gawe omah kayu jati ora kena
dicampur karo glugu, sing nduwe omah marahi ora temen. ( jika membangun rumah
kayu jati tidak boleh dicampur glugu/pohon kelapa, nanti yang punya rumah jadi
tidak jujur )
3.
Yen gawe omah kayu jati ora kena
dicampur glugu, mengko sing nduwe omah marahi ora tentrem. ( jika membangun
rumah kayu jati tidak boleh dicampur kayu kelapa, nanti hidupnya pemilik rumah
bisa tidak tentram )
4.
Ora oleh ngingu manuk penthet, marahi
ngobong omah. ( tidak boleh memelihara burung Cendhet, karena bisa menyebabkan
rumah kebakaran )
5.
Aja sok ngelih pathok ukuran lemah,
mengko yen mati kuburane mungkret banjur dikubur mungker. ( jangan memindah
pathok / tanda pembatas tanah, nanti kalau meninggal liang kuburnya bisa
berkerut / menyempit sehingga mayatnya dikubur melingkar ).
Nah seperti
yang saya bilang di awal bahwa mitos disampaikan secara umum melalui mulut ke
mulut, sehingga kita sedikit di pusingkan dengan berbagai versinya. Menurut guru
saya yang sepertinya tahu segalanya namanya Pak Ipik Ernak, beliau berkata
bahwa mitos akan berkembang seiring waktu dan diprediksi oleh para ilmuwan
mitologi dalam 20 tahun kedepan, mitos-mitosindonesia tak dipungkiri dapat saja
menghilang. Kelestarian yang dimaksud adalah bukan dalam hal memercayai, tetati
mengetahui dan menghargtai serta apresiasiai terhadap mitologi masyarakat kita
terdahulu. Nah untuk versi lain dari
mitos ini, akan saya cantumkan
Menurut mitos tradisi Jawa, terdapat 4 bulan yang baik
untuk mendirikan/pindah rumah, yaitu:
1. Bulan
Bakdamulud. Dipercaya jika mendirikan rumah pada bulan ini maka keluarga yang
bersangkutan akan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana,
cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam
bercocok-tanam, mempunyai emas dan uang yang berlimpah, mendapat doa restu
Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah.
Dipercaya jika mendirikan rumah pada bulan ini maka rejeki akan melimpah dan
halal, disegani, dihormati, dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkangidah.
Dipercaya jika mendirikan rumah pada bulan ini maka akan dicintai anak istri,
para orang tua, dan saudara. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak
rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai, dan
mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Dipercaya jika mendirikan rumah pada bulan ini maka akan banyak mendapat
rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di
area tempat tinggalnya akan merasakan ketentraman lahir batin, serta dihormati.
Untuk menentukan hari mendirikan/pindah rumah, langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Hitung jumlah neptu pasangan suami istri
Misal:
Suami lahir 5 Juni 1982, neptunya 18
Istri lahir 12 Agustus 1981, neptunya 15
Jumlah neptu suami + istri = 33
Istri lahir 12 Agustus 1981, neptunya 15
Jumlah neptu suami + istri = 33
2. Hitung jumlah Pancasuda
Caranya jumlahkan neptu suami + istri + hari pindah/mendirikan rumah,
hasilnya dibagi 5. Untuk hari pindah, terdapat 12 neptu yang dihasilkan dari
hari pasaran (dari Selasa Wage sampai Sabtu Pahing), sehingga perhitungannya
adalah sebagai berikut:
7 + 33 = 40 dibagi 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa
5)
8 + 33 = 41 dibagi 5 sisa 1
9 + 33 = 42 dibagi 5 sisa 2
10 + 33 = 43 dibagi 5 sisa 3
11 + 33 = 44 dibagi 5 sisa 4
12 + 33 = 45 dibagi 5 sisa 5
13 + 33 = 46 dibagi 5 sisa 1
14 + 33 = 47 dibagi 5 sisa 2
15 + 33 = 48 dibagi 5 sisa 3
16 + 33 = 49 dibagi 5 sisa 4
17 + 33 = 50 dibagi 5 sisa 5
18 + 33 = 51 dibagi 5 sisa 1
8 + 33 = 41 dibagi 5 sisa 1
9 + 33 = 42 dibagi 5 sisa 2
10 + 33 = 43 dibagi 5 sisa 3
11 + 33 = 44 dibagi 5 sisa 4
12 + 33 = 45 dibagi 5 sisa 5
13 + 33 = 46 dibagi 5 sisa 1
14 + 33 = 47 dibagi 5 sisa 2
15 + 33 = 48 dibagi 5 sisa 3
16 + 33 = 49 dibagi 5 sisa 4
17 + 33 = 50 dibagi 5 sisa 5
18 + 33 = 51 dibagi 5 sisa 1
Berikutnya tentukan Pancasuda-nya. Bila selisihnya:
1 artinya Sri = rejeki melimpah
2 artinya Lungguh = mendapat derajat
3 artinya Gedhong = kaya harta benda
4 artinya Lara = sakit-sakitan
5 artinya Pati = mati (dalam arti luas)
2 artinya Lungguh = mendapat derajat
3 artinya Gedhong = kaya harta benda
4 artinya Lara = sakit-sakitan
5 artinya Pati = mati (dalam arti luas)
Dari perhitungan di atas diketahui hari baik untuk mendirikan rumah
tinggal, khusus bagi pasangan suami istri yang neptunya berjumlah 33 adalah
Terbaik 1:
a. hari pasaran berjumlah 8 (Senin Wage, Selasa Legi)
b. hari pasaran berjumlah 13 (Minggu Kliwon, Senin Pahing, Kamis Legi, dan Jumat Pon)
c. hari pasaran berjumlah 18 (Sabtu Pahing)
a. hari pasaran berjumlah 8 (Senin Wage, Selasa Legi)
b. hari pasaran berjumlah 13 (Minggu Kliwon, Senin Pahing, Kamis Legi, dan Jumat Pon)
c. hari pasaran berjumlah 18 (Sabtu Pahing)
Terbaik 2:
a. hari pasaran berjumlah 9 (Minggu Wage dan Senin Legi)
b. hari pasaran berjumlah 14 (Minggu Pahing, Rabu Pon, Jumat Kliwon, dan Sabtu Legi)
a. hari pasaran berjumlah 9 (Minggu Wage dan Senin Legi)
b. hari pasaran berjumlah 14 (Minggu Pahing, Rabu Pon, Jumat Kliwon, dan Sabtu Legi)
Terbaik 3:
a. hari pasaran berjumlah 10 (Minggu Legi, Selasa Pon, dan Jumat Wage)
b. hari pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon, dan Jumat Pahing)
a. hari pasaran berjumlah 10 (Minggu Legi, Selasa Pon, dan Jumat Wage)
b. hari pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon, dan Jumat Pahing)
3. Pilih salah satu dari 19 hari baik yang berada dalam bulan Bakdamulud,
Ruwah, Dulkangidah, dan Besar.
Dari hasil di atas misal dipilih hari Minggu Kliwon, maka pada tahun 2011,
tanggal yang sesuai adalah tanggal 13 Maret, 31 Juli, 9 Oktober, dan 13
November.
Perhitungan di atas adalah salah satu warisan dari budaya Jawa yang patut
kita lestarikan keberadaannya. Kita memang tidak diwajibkan untuk
mempercayainya namun hendaknya budaya ini tetap kita jaga. Terlepas dari
hasil-hasil perhitungannya, semua hari adalah baik jika kita mempunyai niat
untuk melakukan hal yang baik.
Lebih percaya pada mitos ataupun fakta, itu adalah pilihan anda. Namun ada
baiknya sebelum mendirikan bangunan, anda membuat perencanaan yang matang
terlebih dahulu.
Masyarakat Jawa Timur mempunyai banyak
mitos / kepercayaan. Mitos tentang rumah dan pekarangan rumah hanya sebagian
kecil dari sekian banyak mitos yang berkembang dalam masyarakat Jawa Timur dan
untuk benar atau tidaknya mitos tersebut dikembalikan kepada pribadi
masing-masing karena seiring perkembangan jaman, mitos – mitos tersebut sedikit
demi sedikit mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Nah, untuk melengkapi kajian saya mengeani
mitologi jawa, kini saya juga akan mencantumkan beberapa kepercayaan
perhitungan jawa yang samapi sekarang masih dipercayai oleh masyarakat Jawa,
diantaranya :
Neptu Hari
Minggu Pon : 12
Senin Pon : 11
Selasa Pon : 10
Rabu Pon :
14
Kamis Pon : 15
Jum’at Pon : 13
Sabtu Pon : 16
Minggu Kliwon : 13
Senin Kliwon : 12
Selasa Kliwon : 11
Rabu Kliwon : 15
Kamis Kliwon : 16
Jum’at Kliwon : 14
Sabtu Kliwon : 17
Minggu Pahing : 14
Senin Pahing : 13
Selasa Pahing : 12
Rabu Pahing : 16
Kamis Pahing : 17
Jum’at Pahing : 15
Sabtu Pahing : 18
Minggu Wage : 9
Senin Wage : 8
Selasa Wage : 7
Kamis Wage : 12
Jum’at Wage : 10
Sabtu Wage : 13
Minggu Legi : 10
Senin Legi : 9
Selasa Legi : 8
Rabu Legi : 12
Kamis Legi : 13
Jum’at Legi : 11
Sabtu Legi : 14
Pembuatan Nama
Neptu hari :
Mingggu :
5
Senin :
4
Selasa :
3
Rabu :
7
Kamis :
8
Jum’at :
6
Sabtu :
9
Neptu Huruf sbb : Ha 1, Na 2, Ca 3, Ra
4, Ka 5, Da 6, Ta 7, Sa 8, Wa 9, La 10, Pa 11, Dha 12, Ja 13, Ya 14, Nya 15, Ma
16, Ga 17, Ba 18, Tha 19, Nga 20
Neptu Pasaran : Pon 7, Wage 4, Kliwon 8,
legi 5, Pahing 9
Jumlahkan Neptu Weton ( hari dan pasaran
) dengan Neptu Huruf nama. Dari penjumlahan dikurangi lima-lima.
Contoh :
1. Kelahiran
Jum,at Legi
2. Nama
Sutoyo = S 8, T 7, Y 14 = 29
Penjumlahan 11+29 = 40 dikurangi
lima-lima habis
Arti Sebuah Nama
1. Sri : Artinya selamat dan banyak rejekinya
2. Lungguh : Berkedudukan baik dan berpangkat
3. Gedhong : Kelak dapat berhasil dan kaya
4. Lara : Selalu menderita dan sakit-sakitan
5. Pati : Kelak akan menderita, tidak berumur
panjang
Perjodohan
Neptu huruf :
Ha =
6 Na =
3 Ca =
3 Ra =
3 Ka =
3
Da =
5 Ta =
3 Sa =
3 Wa =
6 La =
5
Pa =
1 Dha = 4 Ja = 3 Ya = 8 Nya = 3
Ma =
5 Ga =
1 Ba =2 Tha =
4 Nga = 2
Caranya dengan menjumlahkan nama calon
pengantin pria dan wanita ambil huruf hidupnya saja
Contoh :
Waluyo :
W =6 L = 5 Y =8 =
19
Prihatini : P = 1 H =
6 T =3 N =3 = 13
19 + 13 = 32 dikurangi tujuh – tujuh ( 4
)
Hitungan Sisa sbb :
1. Tunggak
Tan Semi : Sengsara selama menjadi
pasangan
2. Pisang
Pinugel : Cerai
3. Lumbung
Gumulang : Melarat seumur hidup, boros
4. Sanggar
Waringin : Menjadi pengoyom dan kaya
5. Pedaringan
Kebak : Selalu dalam kecukupan, dan
menjadi pelindung
6. Satria
Lelaku : Harus berdagang dan bisa
terhormat
7. Pandhita
Mukti : Bahagia, tentram
selamanya
Hitungan lain sbb :
1. Pisang
Pinunggel : Mati, artinya bila punya
anak lelaki, ayahnya yang meninggal, bila punya anak wanita maka ibunya yang
akan meninggal lebih dulu.
2. Sanggar
Waringin : Mendapat keteduhan (
tentram dan bahagia )
3. Gedhong
Rembulan : Cepat Kaya, tetapi sering
tertipu
4. Bale
Kedhawang : Menakutkan ,selalu
gelisah
5. Liman
Plasungan : Gajah sering lepas,
bila punya anak sesudah besar akan meninggal
6. Warak
Pangrungruman : Pandai mencari
simpati, gampang cari rejeki, tetapi tidak pandai menyimpannya
7. Garangan
Macan : Pandai cari uang tapi sering
tertipu
Menghitung Hari
Cth : 12 April 1974
1. Tahun
diambil dua angka belakang 74
2. Tahun
74 : 4 18
3. Angka
Bulan 4
4. Tanggal 12 +
Jumlah 108
6-
Sisa 102
: 7 =4
( Jum’at)
Menghitung Pasaran
1. Tahun 74 : 4 = 18
2. Angka
bulan = 4
3. Tanggal = 12+
Jumlah = 34
2-
Sisa 32
: 5 =2 ( legi )
Hari Pernikahan
Hitungan Neptu hari dan pasaran, ketika
acara berlangsung dan dikurangi tujuh-tujuh, jumlahnya adalah jawaban keadaan
pengantin dikemudian hari. Bila sisanya sbb :
1. Wasesa
Segara : Luas pandangan hidupnya, sangat berwibawa
2. Tunggak
semi : Banyak anak tetapi sering
sakit-sakitan
3. Satria
Wibawa : Selalu mendapat keberuntungan dan dapat kaya
4. Sumur
Sinaba : Selalu menjadi pengayoman,
menolong orang
5. Satria
Wirang : Selalu sengsara, melarat
6. Bumi
Kapetak : Selalu tersisih, tetapi dapat
simpan harta
7. Lebu
Katiup Angin : Selalu kekurangan, selalu pindahrumah, dan sering pindah kerjaan
dan kehidupannya tidak menentu
Hitungan lainnya :
Jumlahkan Neptu hari dan pasaran kedua
calon pengantin dan kurangi empat-empat, kalau sisanya ssb :
1. Gentho : Sulit mendapatkan anak
2. Gembili : Banyak anaknya
3. Sri : Banyak rejekinya
4. Punggel : Salah satu mati muda
Mendirikan Rumah
Jumlah Neptu hari dan pasaran ketika
akan mendirikan rumah/membangun rumah, dari jumlah itu dikurangi lima-lima,
bila sisanya :
1. Kerta : Mendapat kejayaan
2. Yasa : Mendapat Kejayaan
3. Candi : Mendapat keberuntungan
4. Rogoh : Sering kemasukan pencuri
5. Sempoyong
: Sering pindah rumah
Pindah Rumah
Jumlahkan Neptu hari dan pasaran pada
hari saat mau pindah rumah, jumlahnya dikurangi enam-enam, bila sisanya sbb:
1. Pitutur : Banyak kesulitan
2. Demang
Kandhuruwan : Sering menderita
sakit
3. Satria
Pinayungan : Banyak yang memuji dan
terhormat
4. Mantri
Sinaroja : Disenangi tetangga
dan orang banyak
5. Macan
Ketawan : Sering bertengkar dan
digugat
6. Nuju
Pati : Serig menderita dan selalu
sedih
Neptu dan hari pasaran yang dipakai bb :
Jum’at 1, Sabtu 2, Ahad 3, Senin 4,
Selasa 5, Rabu 6, Kamis 7.
Kliwon 1, Legi 2, Paing 3, Pon 4, Wage 5
Hitungan lain :
Jumlah Neptu hari dan pasaran dikurangi
empat-empat, bila sisa sbb :
1. Kerta,
dihormati oleh tetangga
2. Yasa,
Tentram dan tenang hidupnya
3. Rogoh,
Sering didatangi pencuri
4. Sempoyong,
Sering pindah rumah
Bila jumlah Neptunya sbb :
Jumlah Neptu Weton Menghadap ke
7 Utara atau Timur
8 Utara atau Timur
9 Selatan atau Timur
10 Selatan atau Barat
11 Barat
12 Utara atau Barat
13 Utara atau Timur
14 Selatan atau Timur
15 Barat
16 Barat
17 Utara atau Barat
18 Utara atau Timur
No comments:
Post a Comment