Popular Posts

Sunday, 18 October 2015

The Freedom Writers

The Freedom Writers

Film ini di adopsi dari kisah nyata. Tentang sebuah kelas yang menjadi keluarga. Seorang  guru yang mampu mencurahkan seluruh kemampuannya untuk mengajar dan mendidik murid-muridnya. Dengan berbagai latar belakang murid-murid nya dan dengan konflik antar ras yang waktu itu terjadi di Amerika. Dengan pengorbanan yang luar biasa, seorang guru mampu menjadikan kelas nya menjadi sebuah keluarga.

Film ini membuat saya menyadari arti dari seorang guru sesungguhanya. Pengorbanan seorang pendidik yang benar-benar luar biasa. Bahkan dalam film ini seorang guru mampu mengorbankan keluarganya demi masa depan murid-muridnya. Seorang Pendidik yang seperti inilah, yang mendidik murid-muridnya tidak dengan kualitas angka saja, melainkan kemampuannya mengatasi masalah yang terjadi dalam hidup.
Freedom Writers mengingatkan saya untuk berbagi dan peduli. Melihat sekeliling saya dan mencoba memahami perbedaan. Perbedaan dalam satu yang saling melengkapi. Kisah ini mengajarkan saya untuk menghargai perbedaan dan menyayangi teman seperjuangan. Saya belajar untuk jujur dan mengambil keputusan untuk berubah dan menjadi diri yang lebih baik.

Disini, saya melihat sebuah keluarga, sebuah pengorbanan, rasa berbagi dan memahami, serta perjuangan yang panjang untuk sebuat kesatuan.

Setelah menonton film ini, saya secara pribadi sangat teringat dengan kelas saya di Mts. Kelas kami waktu itu bernama Kangguru Billingual Class atau KBC. Kelas ini membuat saya mengerti arti memperjuangkan cita-cita bersama. Saling memahami perbedaan lartar belakang. Saling membantu dalam kebaikan. Tidak hanya belajar untuk mencapai angka, kelas ini membuat saya mampu mengahadi kenyataan hidup yang sebenernya. Saya tidak akan mampu berada disini saat ini tanpa KBC.  

Kelas kami adalah keluarga yang tak akan pernah saya lupakan.  Saja jadi mampu melihat lebih dalam lagi pengorbanan manager saya waktu itu. Pengorbanan yang tak kenal lelah demi kami, mungkin meninggalkan keluarganya, mengurusi kami seperti anak kandung nya sendiri. Manager yang mengajarkan saya bukan hanya baca tulis, tapi juga menjalani hidup, persis seperti Ruang 203 dalam Film ini. Semoga teman-teman saya dan khususnya manager saya senantiasa diberi kesehatan dan kemudahan. Amiin.


Hal itulah yang dapat saya pelajari dari menonton The Freedom Writers. Terimakasih.

Saturday, 17 October 2015

Indonesia Yang Kaya, Kaya Akan Barang Impor



Indonesia yang saya tahu adalah negara yang sangat kaya raya, kaya sumber daya alam, mulai dari kehutanan, kelautan, barang tambang, perkebunan, peternakan, pariwisata. Kaya sumber daya manusia. tapi setelah saya cari tahu, Indonesia juga tak kalah kaya akan...barang impor.

Barang Impor di Indonesia mayoritas dari  negara-negara tetangga lainnya.

Apa yang menyebabkan kita untuk masih terus mengimpor barang?

untuk itu saya akan mendaftar 10 barang impor  yang beredar sangat banyak di Indonesia   :



Meski dikenal sebagai negara agraris dengan lahannya yang subur, Indonesia ternyata masih belum sanggup memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

Pasokan pangan masyarakat di tanah air  masih dipenuhi dengan mengimpor dari negara lain seperti Thailand, Vietnam bahkan Madagaskar.

Sebut saja ubi kayu, pemerintah lewat para petani lokalnya ternyata belum bisa memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Terbukti kurun Januari-Juni 2013, pemerintah masih mengimpor sekitar 100.798 ribu kg ubi kayu.

Sementara komoditas pangan yang paling banyak di impor adalah gula tebu dan jagung dengan volume impor masing-masing sebesar 1,85 miliar dan 1,29 miliar kg.

di bahan pangan , Indonesia mengimpor :
1. Beras

Nilai impor  : US$ 124,36 juta
Volume impor  : 239,31 juta kg
Negara asal : Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Myanmar, dan lainnya.

2. Jagung

Nilai impor  : US$ 393,18 juta
Volume impor  : 1,29 miliar kg
Negara asal : India, Argentina, Brazil, Paraguay, Amerika Serikat dan lainnya.

3. Kedelai

Nilai impor  : US$ 509,47 juta
Volume impor  : 826,33 juta kg
Negara asal : Amerika Serikat, Malaysia, Argentina, Ethiopia, Ukraina dan lainnya.

4. Biji Gandum dan Meslin

Nilai impor  : US$ 1,22 miliar
Volume impor  : 3,24 miliar kg
Negara asal : Australia, Kanada, India, Amerika Serikat, Singapura, dan lainnya.

5. Tepung Terigu

Nilai impor  : US$ 36,8 juta
volume impor  : 82,5 juta kg
Negara asal : Srilanka, India, Ukraina, Turki, Jepang, dan lainnya.

6. Gula Pasir

Nilai impor  : US$ 20,06 juta
Volume impor  : 32,64 juta kg
Negara asal :  Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, Selandia Baru, dan lainnya.

7. Gula Tebu

Nilai impor  : US$ 980,46 juta
Volume impor  : 1,85 miliar kg
Negara asal :  Thailand, Brazil, Australia, El Salvador, Guatemala dan lainnya.

8. Daging Sejenis Lembu

Nilai impor  : US$ 87,25  juta
Volume impor  : 17,86 juta kg
Negara asal : Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan dan lainnya.

9. Jenis Lembu

Nilai impor  : US$ 123,84 juta
Volume impor  : 44,28 juta kg
Negara asal : Australia

10. Daging Ayam

Nilai impor  : US$ 509,47 juta
Volume impor  : 826,33 juta kg
Negara asal : Malaysia

ada banyak lagi yang di impor di Indonesia, termasuk Garam, Minyak Goreng, Bawang Merah, dll.

Di bagian tekstil dan mainan, kita masih mengimpor dari Cina.

Di bagian otomotif, kita masih jadi pasar bagi produk Jepang.

Kita yang Kaya, masih kaya akan barang impor.

Saatnya kita bangkit, menjadi generasi yang mampu membanggakan negara kita. 

INDONESIA KU KAYA.

Thursday, 8 October 2015

Pak Harto : The Untold Story


Data Buku
  • Judul Buku: Pak harto: The Untold Stories
  • No. ISBN: 9789792271317
  • Penulis: Mahpudi, Bakarudin, Dwitri Waluyo, Anita Dewi Ambarsari, Donna Sita Indria
  • Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
  • Tanggal Terbit: Juni 2011
  • Harga Promo: Rp. 255.000,-
  • Jumlah halaman: 604.
Saya tidak punya bukunya, tapi anda misa mendownload e-book nya di goodreads.com 

Resensi  :

The Untold Stories ini menceritakan Pak Harto dari 113 orang yang pernah berinteraksi dengan beliau. Baik itu Perdana menteri dari Negara tetangga, para ajudan, saudara kandung Pak Harto, dokter pribadinya, pekerja seni sampai seorang pengamen juga bercerita di buku ini. Tun Mahathir bin Mohamad, Fidel Ramos, Des Alwi, Basofi Sudirman, Camelia Malik, Dorce Gamalama, Meutia Hatta dan Quraish Shihab adalah contoh para pencerita di buku ini.

Buku ini menceritakan banyak hal tentang pribadi dan sifat Pak Harto yang saya simpulkan adalah seorang pribadi yang tidak banyak bicara, sayang terhadap keluarga, murah senyum dan memiliki pandangan ke depan dalam membuat suatu kebijakan. Berbagai contoh kegiatan masyarakat juga dibangunnya dengan tujuan agar masyarakat Indonesia benar-benar berkembang dan menuju arah yang lebih baik. Sebut saja seperti PKK, Keluarga Berencana, SD Inpres, pembangunan jalan dan listrik yang mulai masuk desa adalah beberapa kegiatan yang sampai sekarang masih bermanfaat bagi Bangsa.

Cerita tentang seorang pengamen bernama Munari Ali, dulu dia dan teman-temannya sering ingin mencoba memberi bungkuk kepada iring-iringan Presiden di jalan yang sering dilewati Pak Harto dan rombongannya. Hal ini mengakibatkan macet. Namun suatu haru tanpa diduga pak Harto menurunkan kaca mobilnya dan tersenyum. kemudian yang lebih mengejutkan waktu ulang tahun pernikahnnya dengan Bu Tien, Pak Harto mengundang Munari ali dan kawan-kawannya. Munari Ali berkata Ia akan menjadi bukti kebaikan hati Pak Harto.


Ketika krisis ekonomi tahun 1998, kepemimpinan Pak Harto sebagai Presiden harus disudahi karena banyak pihak yang memintanya. Fadli Zon dalam buku ini menceritakan bagaimana Direktur IMF belakangan memberikan pidato resmi yang mengatakan bahwa IMF lah yang membuat kondisi agar Suharto meletakkan jabatannya. Selain itu adanya asumsi negatif masyarakat terhadap pemerintahan Pak Harto juga karena para pejabat disekitar beliau yang memiliki prinsip Asal Bapak Senang, sehingga Pak Harto terhalangi untuk melihat realitas yang terjadi. 

Buku ini juga tidak hanya berserita tentang Pak Harto dari orang-orang yang pro dengannya. A.M. Fatwa adalah salah satu penyumbang cerita di buku ini. Ia yang pernah melawan rezim Orde Lama dan Orde Baru bahkan sampai dipenjara menyimpulkan bahwa “sesungguhnya kebijakan politik itu merupakan tanggung jawab bersama sebagai sebuah rezim”.

Pak Harto juga sangat mencintai Ibu Tien, seperti yang diceritakan Satyanegara  bahwa ketika Ibu Tien meninggal, ia melihat Pak Harto meneteskan air mata saat bertanya mengapa istrinya tidak bisa ditolong. Diceritakan juga bahwa Bu Tien itu meninggal dikarenkaan serangan jantung, bukan karena peluru. Pak HArto mennagis saat bertanya "Piye ko ora iso ditulung..?" pada Dr.Satyanegara.

Ada Kisah dari Eddie, pengawal Pak Harto waktu itu. sebelum mengawal Pak Harto mencing. Bu T8ien pernah mengetuk-ngetuk kaca mobil dan berkata "jangan mancing yang rambutnya panjang ya.." dan Pak Harto hanya tersenyum.

Seperti yang dikemukakan oleh Lee Kwan Yu dalam buku ini, bahwa kita harus menilai sejrah secara adil. karena bagaimana pun juga, pada masa Suharto, kita mampu masuk ke swasembada pangan, militer yang diakui dunia, di ASEAN sebagai MACAN ASIA, dan kita selalu menang SEA GAMES WAKTU MASA BELIAU! ada program KB, Posyandu, Puskesmas, Bubur Kacang Ijo dan lain-lain.

Cerita dalam buku ini lebih mengingatkan pembaca bahwa Pak Harto benar telah berjasa bagi Bangsa Indonesia.

Kelebihan buku ini :

1. Membuat kita lebih mengenal sosok Pak Hrto tidak dari jabatannya, melainkan dari sisi personalnya melalui cerita pengalaman orang-orang yang pernah dekata degan beliau. mulai dari Kepala negara ASEAN, bawahan, supir, bahkan tukang cukur dan pengamen jalanan.

2. buku ini mencantumkan foto-foto Soeharto di setiap bab nya. hingga pada halaman terakhir ada foto saat jenazah pak harto iring-iringannya banyak dilihat oleh masyarakat. bukti bahwa beliau masih dicintai.

3.  ada 113 sudut pandang orang dalam buku ini. tidak hanya dari penggemarnya namun juga ada dari orang yang kontra terhadap beliau.

4. Lee Kwan Yew "pada akhirnya, sejarah akan menilai soeharto secara adil, beliau harus diberi tempat terhormat dalam sejarah bangsa Indonesia.

Kekurangan buku ini :

1. banyak typo atau salah  ketik di setiap bab.

2. harganya juga mahal wkwk 300rb di gramedia. tapi wajar jika melihat kontennya dan cara penyusunannya yang membutuhkan banyak waktu.

3. saya pribadi kecewa soalnya yang saya mau tau adalah tentang eksimpang siuran supersemar, insiden tanjung priouk, dan kebijakan beliau yang saya tahu sangat aneh dan misterius. tapi di buku setebal 604 halaman ini ga dibahas itu semua.

4. banyak kalimat yang berulang. jangan heran, soalnya banyak orang yang memnag mengungkapkan hal yang sama tentang beliau.

5. teks nya juga cuma petikan dialog.




Tuesday, 6 October 2015

G 30 S PKI (?)

Pada malam 30 September - 1 Oktober 1965

"Sekelompok personil Tentara Nasional Indonesia yang menyebut diri mereka "Gerakan 30 September" menangkap dan membunuh enam jenderal Angkatan Darat yang diduga anggota gerakan anti-revolusioner "Dewan Jenderal", termasuk Panglima Angkatan Darat Ahmad Yani; target lain, Abdul Haris Nasution, lolos.Tubuh mereka, bersama dengan target lain yang ditangkap oleh G30S, dibuang ke dalam sumur di Lubang Buaya, 

Jakarta.Paginya, angkatan bersenjata menduduki Lapangan Merdeka di Jakarta Pusat. Dari Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) di sana, Letnan Kolonel Untung Syamsuri dari Resimen Pengawal Presiden mengumumkan bahwa gerakan itu telah mengamankan beberapa tempat penting di kota dalam upaya untuk mencegah kudeta oleh Dewan Jenderal. 

Mereka juga mengumumkan bahwa Presiden Soekarno berada di bawah kekuasaan mereka.

Inti kepemimpinan gerakan ini, kemudian juga termasuk Presiden Soekarno, tinggal di pangkalan AURI di Bandara Halim Perdanakusuma.

Mayor Jenderal Soeharto, menyadari gerakan ini pada pagi hari 1 Oktober. Menjelang sore ia telah meyakinkan sebuah batalyon G30S di Lapangan Merdeka dan yang menduduki gedung RRI untuk menyerah, tanpa pertumpahan darah. Tentara loyalis di bawah Soeharto merebut kembali pangkalan AURI Halim pagi berikutnya. Pada saat itu pimpinan G30S telah melarikan diri, sementara Soekarno telah dibawa kembali ke istananya di Bogor.Dalam tahun-tahun berikutnya, Angkatan Darat Indonesia dan masyarakat umum melakukan sebuah kampanye pembalasan berdarah, membunuh atau menangkap orang-orang yang terdaftar maupun hanya diduga sebagai simpatisan PKI - termasuk sebagian besar pimpinan G30S."

itulah yang kita ketahui dari film G 30 S PKI, bukan? 

Dalam perspektif orde baru, Soekarno selalu dikaitkan dengan keberadaan partai Komunis di Indonesia. Peristiwa G 30 S / PKI benar – benar menjadi titik balik kekuasaan Soekarno. Di balik itu Soeharto lah yang seakan menjadi pahlawan penyelamat Indonesia dalam pembentukannya menjadi Negara Komunis. Pertanyaannya, apakah Soeharto benar – benar seorang pahlawan ? dan apakah Soekarno seorang Komunis, seperti yang dituduhkan pemerintah rezim Orde Baru ? mari kita simak jawabannya melalui fakta sejarah sehubungan dengan G 30 S/PKI. Dalam hal ini G 30 S/PKI sangat berhubungan erat dengan Supersemar tahun 1966 sebagai tindak lanjut dari pembersihan Negara dari partai Komunis.

Pada tanggal 30 September 1965 terjadi sebuah pemberontakan revolusioner oleh PKI, yang selanjutnya disebut sebagai Gerakan 30 September / Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI).  Pemberontakan ini diawali dengan menawan 7 Jendral AD, dan selanjutnya para tawanan tersebut dibunuh secara kejam. Tidak cukup sampai disitu PKI juga merebut beberapa instansi vital pemerintah. Seperti RRI, bandara Halim Perdana Kusumah. Setelah merebut RRI, PKI menyiarkan berita tentang usaha kudeta 7 Dewan Jenderal kepada masyarakat luas. Dalam usaha kudetanya pasukan PKI yang dibawah Letkol Untung dan DN. Aidit dapat ditumpas dalam 2 hari. Penumpasan yang dipimpin oleh Soeharto dan Sarwo Edi Wibowo ini dikisahkan secara heroic dalam film G 30 S/PKI yang saat ini sudah dilarang untuk diputar. Penumpasan itu berjalan lancar dan cepat, serta terkesan menunjukkan keprofesioanalan pasukan Divisi siliwangi dibawah pimpinan Soeharto dan Sarwo Edi Wibowo. Setelah penumpasan ini masyakat luas mengutuk perbuatan PKI. Bahkan PKI sudah dianggap musuh di dalam Negara sendiri.

Dalam perkembangannya muncullah Supersemar sebagai tidak lanjut dari penumpasan pemberontakan G 30 S/PKI. Surat perintah yang berisi mandat dari Presiden  untuk Mayor Jendral Soeharto untuk membersihkan semua kabinet dari PKI dan mebubarkan PKI itu sendiri. Yang menarik untuk ditelisik adalah hubungan Soekarno dengan Soeharto sebelum Supersemar dan pasca penumpasan G 30 S/PKI. Dalam beberapa versi cerita, Soeharto sudah merencanakan creeping coup d’eat (Kudeta merangkak) kepada Soekarno. Hal ini tampak pada sikap Soeharto yang terkesan membangkang kepada perintah Soekarno, salah satunya adalah saat Soekarno meminta Soeharto untuk mendatangi rapat di Halim Perdana Kusuma. Soeharto menolak hadir dalam rapat itu, entah mengapa. Terlihat hubungan mereka kurang baik dalam beberapa waktu pasca penumpasan G 30 S/PKI. Namun anehnya mengapa mandat sepenting Supersemar justru muncul dan diberikan kepada Mayor Jendral Soeharto yang saat itu sedang tidak dalam keadaan baik hubungan diantara keduanya. Selanjutnya mandat itu berisi untuk menumpas PKI sampai ke ujung akarnya. Dalam hal ini Soekarno sendiri adalah salah satu orang yang mendukung pembentukan PKI dalam masa orde lama. Dan juga setelah supersemar dikeluarkan Soekarno meminta agar larangan pembentukan kembali PKI dicabut. Namun hal itu tentu saja ditolak oleh sang penerima mandate yaitu Soeharto. Hal ini sungguh controversial, dimana apabila mandate itu memang berisi untuk membubarkan PKI mengapa Soekarno malah merestui partai PKI untuk terbentuk kembali dengan keinginannya untuk mencabut larangan pembentukan kembali PKI. Hal – hal diatas dapat mengerucut kesebuah kesimpulan yaitu Supersemar bukanlah surat yang perintah yang benar – benar ditulis seorang presiden kepada mayor jendralnya. Namun sebuah pemaksaan kehendak dari kubu Soeharto untuk mengkudeta kepemimpinan Soekarno.

Dalam hal ini, Soekarno sendiri dianggap sebagai salah seorang komunis oleh Orde Baru. Tuduhan ini dikeluarkan secara implisit, dengan menenggelamkan peran Soekarno dan membungkam secara perlahan kepenguasaan Soekarno yang dianggap sebagai komunis. Jika dilihat secara hukum hal ini sejalan dengan isi perintah Supersemar yang beliau mandatkan kepada Soeharto. Apakah mungkin sang presiden memandatkan suatu hal yang suatu saat akan membuatnya terancam pula ? ini sungguh kontroversial. Dilain sisi, jika kita melihat sosok Soekarno lebih dalam, kita bisa melihat disisi mana sebenarnya Soekarno dalam arus gelombang pergolakan revolusi 1965 – 1966. Soekarno yang kita kenal saat ini adalah seorang negarawan yang arif dan bijaksana. Beliau memiliki sebuah cita – cita untuk menyatukan ideologi Nasionalis (demokratis), Sosialis, dan Komunisme – NASAKOM. Dalam hal ini beliau melihat ada suatu kesinambungan diantara ketiganya dan bisa untuk disatukan. Maka tidaklah heran jika Soekarno mendukung hidupnya kembali komunisme di Indonesia. Ini sering digunakan dalih Soeharto untuk menyingkirkan Soekarno karena beliau dianggap sebagai komunis. Padahal kenyataanya adalah Soekarno bukanlah seorang komunis, beliau hanyalah sebagai orang yang mendukung komunis agar kelak dapat mendampingkannya dengan ideologi lain seperti demokratis. Ini sejalan dengan cita – cita beliau untuk membentuk ideologi NASAKOM.

Dari uraian diatas dapat kita ambil sebuah benang merah. Bahwa G 30 S/PKI berhubungan erat dengan Supersemar. Dan hal yang dibahas adalah sama yaitu soal Komunisme dan penggulingan kekuasaan. Jika kita lihat, G 30 S/PKI dapat ditumpas begitu cepatnya oleh Soeharto dan Sarwo Edi Wibowo. Jika kita kaitkan dengan pola kudeta Soeharto terhadap Soekarno maka ada hubunganya. Nama Soeharto naik setelah menumpas G 30 S/PKI, dan Supersemar yang di mandatkan kepadanya seakan memperkuat posisinya di mata masyarakat luas. Apakah G 30 S/ PKI sebenarnya didalangi oleh Soeharto dan para koleganya ? sehingga dapat dengan mudah dia mendapat momentum yang tepat dimana komunis mendapat citra negative dari masyarakat sedangkan presiden Soekarno sendiri masih ingin mempertahankan komunis sebagai salah satu pendukung tujuannya untuk membentuk NASAKOM. Inilah celah yang seakan menjadi jalan bagi Soeharto untuk merebut kekuasaan presiden Soekarno. Apakah benar demikian ? bahwa G 30 S/ PKI adalah gerakan yang dimotori oleh Soeharto dan antek – anteknya ? hal ini masih belum bisa dipastikan. Karena ini hanya bersifat praduga berdasarkan pada analisis fakta yang terjadi pada kisaran waktu 1965 – 1966. Semoga kebenaran bisa terungkap.