Popular Posts

Friday, 7 August 2015

Kenapa harus MERAH-PUTIH ?

Seperti yang kita semua ketahui, bendera negara Indonesia berwarna Merah Putih, namun hal yang jarang kita ketahui adalah filosofi dibalik warna bendera yang di jahit oleh Ibu Fatmawati tersebut. Mengapa harus Merah dan Putih?


ternyata, Merah dan Putih dipilih bukan dengan asal-asalan melainkan dari sejarah masa lalu, tapak tilas masa lalu Nusantara sebelum kita dijajah sebelum kita merasa menderita. Merah putih bukan ciptaan Jepang, Sekutu, ataupun Bung Karno. Merah Putih telah berkibar jauh...jauh sebelum perang ini terjadi.

seperti yang kita ketahui, nusantara dahulu merupakan kerajaan kerajaan yang besar dan sejahtera. sejak saat itu pulalah, Merah Putih telah berkibar, telah di agungkan oleh kerajaan kerajaan itu.

 Warna Merah Putih diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji2 Merah Putih.

Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna Merah Putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna Putih dengan dasar Merah Menyala dan Putih. 

Warna Merah & Putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan Piso Gaja Dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.

Ketika terjadi Perang Aceh, pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul2 dengan warna Merah & Putih, berlatar pedang, bulan sabit, matahari dan bintang serta ayat suci Al Qur’an.

Di zaman kerajaan Bugis Bone, bendera Merah Putih adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.

Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji2i berwarna Merah Putih dalam perjuangannya melawan Belanda.

Bendera yg dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda.
Sang Saka Merah Putih yg dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Bung Karno, pada tahun 1944, berukuran 276 x 200 cm.

No comments:

Post a Comment