Berikut ini secara ringkas tokoh-tokoh kebangkitan nasional.
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum
wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada
tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun
1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku
yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat.
Bersama dengan Danudirja Setiabudi (Douwes Dekker), dan Cipto Mangunkusumo,
beliau mendirikan Indische Partij. Mereka bertiga
dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.Indische Partij menuntut
kemerdekaan Indonesia.
Beliau juga mendirikan Perguruan Taman Siswa. Perguruan ini mengajarkan
kepada siswanya sifat kebangsaan. Karena peranannya sangat besar dalam dunia
pendidikan, Ki Hajar Dewantara diberi julukan sebagai Bapak Pendidikan
Nasional.
Dr. Sutomo
Sutomo adalah salah satu pendiri Budi Utomo. Budi Utomo adalah organisasi
pergerakan kebangsaan modern pertama di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 20
Mei 1908. Tujuannya adalah mempertinggi derajat bangsa Indonesia dan
mempertinggi keluhuran budi orang Jawa.
Sutomo bercita-cita memakmurkan rakyat Indonesia. Beliau bertekad
memperkecil perbedaan antara orang kaya dan orang miskin, serta antara kaum
terpelajar dan rakyat biasa. Beliau merasa yakin bahwa dengan persamaan dan
persaudaraan maka perjuangan akan berhasil.
Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan adalah tokoh pergerakan nasional yang lama belajar pengetahuan
Agama di Mekkah. Beliau mendirikan Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912
di Yogyakarta. Tujuan Muhammadiyah adalah mengajarkan Agama Islam dengan
Al-Qur’an dan Hadist.
Wahid Hasyim
Wahid Hasyim adalah putra Hasyim Ashari, pelopor dan pendiri NU (Nahdatul
Ulama). Tujuan NU adalah memecahkan berbagai persoalan umat Islam baik dalam
hal Agama maupun kehidupan di masyarakat. Tahun 1938, Wahid Hasyim bergabung
dengan NU. Empat tahun kemudian beliau diangkat sebagai ketua NU. Perkembangan
NU sebagai organisasi politik dan keagamaan tidak terlepas dari peranannya.
Samanhudi
Samanhudi belajar Agama Islam di Surabaya. Untuk memperjuangkan para
pedagang Indonesia, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Solo pada
tahun 1911. SDI bertujuan menghidupkan perekonomian para pedagang Indonesia dan
membantu anggotanya yang mengalami kesulitan.
selengkapnya mengenai profil profil para pahlawan atau tokoh tokoh kebangkitan nasional Indonesia :
Lahir di Bukittinggi, 3 – 7 – 1883
Wafat di Bandung, 17 – 6 – 1959
Makam di TMP Cikutra, Bandung
Lahir di Jombang, 1 – 6 – 1914
Wafat di Cimahi, 19 – 4 – 1953
Makam di Tebu Ireng, Jombang
Lahir di Kotagedang, 8 – 10 – 1884
Wafat di Jakarta, 4 – 11 – 1954
Makam di TMP Kalibata, Jakarta
Lahir di Yogyakarta, 1 – 8 – 1868
Pendiri Muhammadiyah, 1912
Wafat di Yogyakarta, 23 – 2 – 1923
Makam di Karang Kuncen, Yogyakarta
Lahir di Ambarawa, 1886
Tokoh Tiga Serangkai
Pendiri Indische Partij
Wafat di Jakarta, 8 – 3 – 1943
Makam di TMP Watuceper, Ambarawa
Lahir di Pasuruan, 28 – 10 – 1879
Wafat di Bandung, 28 – 8 – 1950
Makam di TMP Cikutra, Bandung
Lahir di Bandung, 4 – 12 – 1884
Pengikut dan penerus cita – cita Kartini
Wafat di Bandung, 11 – 9 – 1947
Makam di Karanganyar, Bandung
Lahir di Yogyakarta, 1890
Wafat di Yogyakarta, 28 – 2 – 1929
Makam di TMP Kuncen, Yogyakarta
Lahir di Demak, 20 – 4 – 1875
Pendiri NU, 1926
Wafat di Tebu Ireng, 25 – 7 – 1947
Makam di Tebu Ireng, Jombang
Lahir di Tasikmalaya, 14 – 1 – 1911
Wafat di Jakarta, 7 – 11 – 1963
Makam di TMP Kalibata, Jakarta
Lahir di Jepara, 21 – 4 – 1879
Pelopor kemajuan perempuan Indonesia
Bukunya “Habis Gelap Terbitlah Terang”
Wafat di Rembang, 17 – 9 – 1904
Makam di Rembang
Lahir di Yogyakarta, 2 – 5 – 1899
Tokoh Pendidikan Nasional
Pendiri Taman Siswa di Yogyakarta, 1922
Wafat di Yogyakarta, 28 – 4 – 1959
Makam di Wijayabrata, Yogyakarta
Lahir di Kema, 1 – 12 – 1872
Wafat di Manado, Maret 1924
Makam di Maumbi, Manado
Lahir di Surabaya, 25 – 6 – 1896
Wafat di Surabaya, 25 – 4 – 1946
Makam di Gipa
Lahir di Jakarta, 16 – 2 – 1894
Wafat di Jakarta, 11 – 1 – 1941
Makam di Karet Kubur, Jakarta
Lahir di Sawahlunto, 28 – 3 – 1903
Wafat di Jakarta, 17 – 10 – 1962
Makam di Sawahlunto
Lahir di Madiun, 1883
Pendiri Sarekat Islam, 1912
Wafat di Surabaya, 17 – 12 – 1934
Makam di TMP Kuncen, Yogyakarta
Lahir di Srandakan, 1868
Pendiri dan penggerak Sarekat Dagang Islam, 1911
Wafat di Klaten, 28 – 12 – 1956
Makam di Srandakan, Solo
Lahir di Cilacap, 5 – 6 – 1903
Wafat di New York, 23 – 10 – 1962
Makam di TMP Kalibata
Lahir di Nganjuk, 24 – 2 – 1949
Wafat di Semaki, Yogyakarta
Lahir di Yogyakarta, 1871
Wafat di Cimahi, 15 – 10 – 1959
Makam di Kotagede, Yogyakarta
Lahir di Nganjuk, 30 – 7 – 1888
Pendiri Budi Utomo
Wafat di Surabaya, 30 – 5 – 1938
Makam di Surabaya
Lahir di Padangpanjang, 5 – 3 – 1909
Wafat di Zurich Swiss, 9 – 4 – 1966
Makam di TMP Kalibata, Jakarta
Lahir di Jakarta, 9 – 3 – 1903
Pencipta lagu Indonesia Raya
Wafat di Surabaya, 17 – 8 – 1938
Makam di Surabaya
Lahir di Singaparna, 1899
Wafat di Jakarta, 28 – 3 – 1945
Makam di Ereveld Ancol, Jakarta
Lahir di Barus, 1909
Wafat di Jakarta, 2 – 3 – 1963
Makam di TMP Kalibata, Jakarta