Kangaro
Bilingual Class
Tiga tahun
bukan lah waktu yang lama, tapi rasanya seperti mengarungi samudera yang luas
untuk menelusuri semua pengalaman dan ilmu yang beliau berikan di
sepanjang waktu itu.
Tiga tahun
lalu,
Saya sedang menghafal beberapa ayat al-qur’an
saat pelajaran Alqur’an Hadis siang itu, hingga wali kelas saya memanggil saya
- Saat itu saya masih canggung dengan sosoknya yang terkadang sok sibuk - ,
pertemuan itu singkat,
tapi saya menangis cukup lama. Beliau berkata orang tua saya memutuskan untuk
mengundurkan saya dari kelas bilingual yang baru digagas di sekolah saya waktu
itu, MtsN 3 jakarta.
Tubuh yang berada didepan mata saya waktu itu terlihat
tegar, mukanya seolah memberi motivasi dan semangat perjuangan untuk air mata
saya yang mengalir saat itu di balkon kelas kami yang tak terlupakan. Saya meraih telfon genggamnya dan langsung
berisak kepada ayah saya di seberang telfon, entah kata yang mana yang berhasil
membuat ayah saya mengatakan “ Ya kamu tetap di KBC.” waktu itu. Saya berjanji
ayah saya tidak akan menyesal.
Hal yang
pertama beliau lakukan saat pertemuan kami adalah hal yang menakjubkan. Sempat
terfikir mungkin akan ada sejenis tes TOEFL atau semacanya, tapi yang terjadi
benar-benar diluar perkiraan saya. Seuasai memberi motivasi dan pengarahan,
beliau menyuruh kami semua untuk berdiri dan berjanji, ya! Berjanji untuk tidak
berpacaran hingga kami sukses.
Kangaro
Bilingual Class terdiri hanya dari 24 murid. Kelas kami terletak di ujung koridor lantai
dua. Ruangan itu dilengkapi dengan teras
depan dimana terdapat meja beliau di
pojoknya, manager kami. Beliau selalu mengingatkan kami untuk menjaga
kebersihan kelas kami. Kami juga memiliki sebuah jurnal harian yang harus kami
isi, jurnal itu berkaitan dengan praying schedule, reciting holy qur’an, saving
money, study, back home, and everything. Jurnal itu kami sebut manual, bukti
kepeduliannya yang melebihi apapun, ya!
seperti induk ayam yang rela mengerami telur induk lain, entahlah,
bahkan lebih dari itu. Beliau selalu mengisi hari-hari kami dengan segala macam
cerita, pengalaman, motivasi seolah tak lelah membimbing kami untuk menjadi
generasi yang cendekia. Peluh keringatnya tak pernah beliau hiraukan demi kami, segalanya beliau
berikan tanpa ada yang tersisa. Kami begitu dekat satu sama lain, manager kami
seperti sahabat kami. Bahkan mungkin
waktu yang kami luangkan justru lebih banyak bersama beliau dibanding
orang tua kandung kami sendiri . Selama berada di Kangaro Bilingual Class, Segala
program kami ikuti dengan gembira, manager kami memberikan segala yang kami
butuhkan untuk masa depan kami, mulai dari tahfizul qur’an oleh Ust. Ferdi,
arabic program oleh Ust. Andi, sedangkan english program, diskusi seputar politik
internal dan eksternal, hafalan idioms dan
lainnya kami lakukan bersama manager
kami sendiri. Saya masih sangat
merekam semua hal yang terjadi di ruangan kelas itu, semua program, semua
pertemuan yang tidak bisa saya sebutkan semua di sini, mulai dari stay night
program, fieldtrip, nyate bareng, buka puasa bersama, dan banyak hal lainnya.
Sebuah persahabatan, dan rasa kekeluargaan kami yang begitu dalam. Saya sangat
merindukan bagaimana hari – hari menimba ilmu di kelas itu terjadi dengan tanpa
beban dan penuh rasa kasih sayang. Saya sangat merindukan semua cerita
pengalaman yang dikeluarkan dari manager hebat saya di kelas itu, saya
merindukan semuanya.
Semua
tentang Kangaro Bilingual Class tidak akan bubar hanya karena peraturan RSBI
dihapuskan, Program kelas itu ada di dalam hati kami, dan seluruh kerja keras manager kami dan rekan-rekannya tak akan pernah kami lupakan. Mungkin saat ini
manager kami telah jauh dari kami, tapi semangat motivasinya masih melekat di
dalam diri kami, tak akan lekang oleh waktu. Kami percaya, Manager kami akan
terus berjuang sekalipun menerjang badai
untuk mewujudkan cita-cita luhurnya untuk membentuk generasi cendekia di tempat
berbeda, di tempat dimana kreatifitasnya akan terus dikembangkan dan
dilaksanakan.
Doa kami tak akan pernah berhenti. Tetap semangat karena kami adalah bukti
perjuangan kokohmu yang sangat bangga terhadap mu, Innallahama’ana.
Saya tidak
akan pernah bisa berada di sini tanpa beliau.
Terimakasih
yang tak terhingga untuk Manager, Sahabat, Ayah kami tercinta, Our
Inspirational, Mr. Yadhien Hassan Kbc .
Jum’at, 30
Oktober 2014
Perpustakaan
MAN. Insan Cendekia Serpong
really wanna be there, now.
oh should i go?
No comments:
Post a Comment